kisah perjalanan hidup seorang anak manusia, yang menapaki hidup ini dari anak tangga yang paling bawah, dan sekarang masih terus berjalan, berharap bisa mencapai anak tangga yang paling atas...
Layar sentuh berukuran 80 inci tentu berharga puluhan juta, bukan? Tidak selalu begitu menurut Panasonic. PT. Gobel Dharma Nusantara (GDN), selaku distributor resmi Panaboard, kembali merilis produk terbaru mereka ke pasar Indonesia, tepatnya papan tulis elektronik tipe UB-T880, hari ini di Pisa Cafe, Jakarta. Panaboard tipe terbaru ini mengusung beberapa teknologi mutakhir yang membuat rapat, presentasi dan kegiatan belajar mengajar kian efisien.
Dahulu, produk papan tulis elektronik tidak lebih dari sebuah whiteboard “borju”. Harganya mahal dan menggunakannya sulit, apalagi memaksimalkannya. Tidak lagi, dengan tipe terbaru papan tulis elektronik dari Panasonic, Panaboard UB-T880. UB-T880 pada dasarnya adalah layar proyektor resolusi tinggi yang juga merupakan alat input. Dengan karakteristik seperti tablet, UB-T880 dapat menerima input pada layar menggunakan pena elektronik maupun menggunakan sentuhan jari. Tidak hanya itu, UB-T880 juga merupakan Panaboard pertama yang mendukung multitouch.
“Dengan produk terbaru ini, kami mengharapkan penetrasi produk Panaboard di pasar Indonesia semakin kokoh. Selama ini kami telah memenuhi berbagai kebutuhan akan produk ini, terutama untuk pemakaian korporat lokal maupun multinasional. Dengan diluncurkannya produk baru ini, kami mengharapkan konsumen jadi punya pilihan yang lebih variatif dan kompetitif”, tutur Rinaldi Sjarif, Pimpinan PT. Gobel Dharma Nusantara.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Papan tulis elektronik Panaboard UB T880 diluncurkan PT Gobel Dharma Nusantara, distributor resmi Panasonic di Jakarta, pada Kamis lalu. Ini merupakan produk layar proyektor resolusi tinggi sekaligus sebuah alat input.
Panaboard memiliki layar ukuran 77 inci terbuat dari melamin keras dengan lapisan khusus yang tahan gores dan cipratan air. Layarnya berkarakteristik seperti tablet, menerima input pada layar dengan pena elektronik maupun sentuhan jari.
"Keistimewaannya dibanding papan tulis sebelumnya, produk ini mendukung multitouch dan multitasking sehingga lebih interaktif dan menyenangkan," ujar General Manager Product Sales Panasonic Gobel, Alland Toscalino.
Segala informasi yang tertulis di layar saat proses rapat atau belajar dapat direkam dan terkoneksi dengan komputer pribadi (PC). Aplikasi Panaboard memiliki fitur pengenalan bentuk dan teks. Seperti bentuk geometris akan dikoreksi secara otomatis menjadi lebih sempurna dan dikenali untuk disimpan dalam sebuah file.
Di dalamnya juga terdapat speaker terintegrasi. Pengguna cukup menghubungkan Panaboard dengan port audio 3,5 mm di semua desktop atau notebook. Untuk memudahkan pengoperasian, papan tulis ini mempunyai 2 port USB hub.
Namun Panaboard baru dapat beroperasi dengan Windows XP (SP3 atau seterusnya), Windows Vista, dan Windows 7. Produk ini dibanderol mulai Rp 25 juta per unit.
PT Gobel Dharma Nusantara (GDN), selaku distributor resmi produk Panasonic merilis produk terbaru mereka berupa papan tulis elektronik dengan menggunakan layar sentuh. Produk yang disebut dengan Panaboard ini ditargetkan akan digunakan untuk kebutuhan rapat maupun untuk proses belajar dan mengajar.
“Panaboard ini adalah papan elektronik yang revolusioner yang memudahkan memberikan informasi karena bisa multitouch,” kata Alland Toscalino dalam siaran persnya. Alan bilang produk Panaboar seri UB-T880 ini merupakan layar proyektor resolusi tinggi yang juga merupakan layar input dari pena elektronik maupun dari sentuhan jari.
Sementara target market dari produk ini adalah pasar korporat yang memang membutuhkan efisiensi dalam segi waktu maupun dari segi perluasan cakupan presentasi. Panaboard ini dapat digunakan oleh tiga orang, dan complete portable solutions dengan posisi penggunaan projector dengan berbagai pilihan posisi.
Yang menarik, Panaboard ini bisa menyimpan galeri foto hingga 6000 foto. Tidak hanya itu, Panaboard ini memiliki kemampuan merekam dari presentasi. “Harga produk ini, GDN memberikan banderol mulai dari Rp 25 juta per unitnya,” kata Allan.
JAKARTA. PT Gobel Dharma Nusantara (GDN), selaku distributor resmi produk Panasonic merilis produk terbaru mereka berupa papan tulis elektronik dengan menggunakan layar sentuh. Produk yang disebut dengan Panaboard ini ditargetkan akan digunakan untuk kebutuhan rapat maupun untuk proses belajar dan mengajar.
“Panaboard ini adalah papan elektronik yang revolusioner yang memudahkan memberikan informasi karena bisa multitouch,” kata Alland Toscalino dalam siaran persnya yang diterima Kontan hari ini (5/11). Alan bilang produk Panaboar seri UB-T880 ini merupakan layar proyektor resolusi tinggi yang juga merupakan layar input dari pena elektronik maupun dari sentuhan jari.
Sementara target market dari produk ini adalah pasar korporat yang memang membutuhkan efisiensi dalam segi waktu maupun dari segi perluasan cakupan presentasi. Panaboard ini dapat digunakan oleh tiga orang, dan complete portable solutions dengan posisi penggunaan projector dengan berbagai pilihan posisi.
Yang menarik, Panaboard ini bisa menyimpan galeri foto hingga 6000 foto. Tidak hanya itu, Panaboard ini memiliki kemampuan merekam dari presentasi. “Harga produk ini, GDN memberikan banderol mulai dari Rp 25 juta per unitnya,” kata Allan.
Hari ini PT Gobel Dharma Nusantara, distributor resmi proyektor Panasonic, merilis dua proyektor dengan style minimalis. Kedua proyektor ini, tipe PT-LB2E dan PT-LB1E, merupakan tipe terbaru dalam lini Pure Projection yang mengedepankan tema putih bersih dengan pengendalian daya ramah lingkungan. Sekilas feature Panasonic PT-LB2E/LB1E:
Kecerahan 2600 lumens (LB2E) dan 2200 lumens (LB1E)
3 x LCD 1024×768 pixel, resolusi efektif XGA
Contrast ratio 500:1
Daya tahan lampu 3000 jam dalam mode normal dan 5000 jam dalam mode Eco
Hemat daya dalam Eco Standby Mode tetapi menyala cepat dengan Speed Start
Port RJ-45 untuk menghubungkan dengan jaringan
Logo perusahaan dapat disisipkan dalam startup menu
Direct Power-Off memungkinkan proyektor dimatikan tanpa perlu pendinginan lampu
Bentuk compact /Micro-Portable dengan bobot hanya 2,3kg
Tersedia dengan harga mulai Rp 6-jutaan
Alland Toscalino (kedua dari kiri, menggenggam produk), Sales Manager PT GDN, bersama perwakilan lain dari Panasonic
PT-LB2E dan PT-LB1E ditujukan bagi pangsa pasar paling besar saat ini, yaitu proyektor di bawah 4000 lumens. Di dalam lini produk proyektor Panasonic, kedua proyektor ini masuk di antara LB51E dan LB75E. Kedua proyektor tersebut adalah proyektor yang sangat populer. Namun, LB2E dan LB1E memiliki kecerahan yang sama dengan LB75E dengan bobot yang lebih mendekati LB51E.
Perwakilan JagatReview.com sempat mencoba proyektor baru ini dalam peluncuran yang diadakan di Cafe Pisa, Jakarta, pada hari ini, 5 Agustus 2010. Terus terang saja, kalau melihat bentuk dan bobot LB2E/LB1E, mungkin Anda tak mengira bahwa proyektor ini memiliki kecerahan yang tinggi. Kecerahan proyektor ini cukup membuat kami memicingkan mata karena terang sekali untuk proyeksi pada layar diagonal 2 meter.
Kontras proyeksi juga teramat sangat baik dengan gambar dan teks yang tegas. Memang, akurasi dan kedalaman warna masih kurang baik karena proyektor ini bukan ditujukan untuk penggunaan foto atau video, melainkan lebih ke ruang kelas atau ruang pertemuan, tetapi bukan berarti warna-warna tampil dengan pucat. Satu hal yang membuat proyektor ini lebih cocok lagi untuk penggunaan dalam ruangan adalah tingkat kebisingannya. Saat mencoba, kami duduk tepat di sebelah proyektor dan sama sekali tak mendengar ada bunyi kipas pendingin. Proyektor ini sangat senyap meskipun proyeksinya sangat terang!
Lebih lagi, proyektor ini dilengkapi dengan konektivitas LAN 10/100 dan port serial untuk menghubungkannya dengan beragam perangkat yang biasanya digunakan dalam ruangan kelas / ruang pertemuan. Untuk menekan biaya, Panasonic PT-LB2E/LB1E memang belum memiliki konektivitas wireless. Namun, mengingat kekuatannya, kesenyapannya, penghematan yang Anda dapatkan dengan teknologi ramah lingkungan yang dimilikinya, serta teknologi Jepang dan layanan purnajual resmi yang tersedia, sepertinya kedua proyektor ini akan segera menjadi produk yang populer.
Saya ingat pertama kali saya diperkenalkan dengan istilah ini oleh atasan dan juga mentor saya di sebuah perusahaan elektronik terkemuka asal Jepang, Pak Razaki. Dari beliau saya banyak sekali menimba ilmu kepemimpinan. Satu kalimat yang selalu membekas di hati saya hingga saat ini adalah "if you think you can, you can !". sesuatu yang sebenarnya tanpa disadari, sudah saya jalani dalam hidup ini.
Ingatan saya menerawang kembali kepada masa lalu, ketika saat itu, saya mencoba mencari sekedar uang jajan untuk bisa membeli baju, celana bermerek quicksilver, rusty, stussy, billabong, nike maupun untuk keperluan lainnya, yang tentu saja bukan yang orisinal yah, terbatas buatan "PaUl" alias Pasar Ular, Tanjung Priok, :) maklum saya saat itu masih duduk di bangku SMA kelas 3, keterbatasan uang yang diberikan oleh orang tua saat itu tidak membuat saya kehilangan ide, dengan cara mengamen di jalanan, di seputaran tempat tinggal saya atau dari bis ke bis dengan sahabat kecil saya - Bento - anak Madura yang sangat halus sekali melebihi orang Jawa paling halus yang saya kenal :)
Aktifitas ini berlanjut hingga di tahun pertama duduk di bangku kuliah, dimana kebutuhan saat itu sudah berubah, bukan lagi untuk membeli keperluan untuk diri sendiri melainkan untuk membayar fotokopi diktat, jurnal, untuk makan hingga untuk menghemat ongkos bis. Pagi mengamen sampai masuk kuliah, setelah itu sore membantu teman untuk berjualan topi atau kacamata hitam "cengdem" di Blok M. pada masa ini saya merasa masa yang paling suram dalam cerita asmara saya, tidak ada satupun yang mau jadi pacar saya, malu pacaran sama pengamen katanya.... *sedih... huhuhu...
Aktifitas ini ternyata diketahui oleh keluarga besar saya, mereka menawarkan daripada saya mengamen di jalan, yang penghasilannya tidak jelas, sebaiknya jaga toko foto kopi dan ATK, kebetulan akan dibuka dan belum ada operator yang akan melakukan pekerjaan foto kopi, laminating, jilid buku, kasir dan lain lain.
Berbekal semangat, tanpa pelatihan apa-apa. akhirnya toko foto kopi tersebut dibuka dan selama seminggu kedepan, walaupun toko tersebut di lengkapi oleh AC yang cukup dingin, tapi tidak mampu untuk menahan keringat saya yang bercucuran dengan derasnya karena stress, mulai dari salah jilid buku, dokumen rusak karena laminating kepanasan dan banyak lainnya, Tapi saya yakin saya pasti bisa.. alhamdulillah saya bisa menjalani pekerjaan tersebut satu tahun lamanya, hingga pada tahun ke 3 kuliah saya, mendapatkan kesempatan untuk menjadi Web Designer, referensi dari sahabat saya Beni Ismail di kampus Universitas Budi Luhur ( i owe you a lot buddy !!), cerita yang sama dengan ketika menjadi tukang foto kopi pada awalnya sepertinya berulang, pengetahuan saya "nol besar" untuk bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Beni menawarkan saya waktu 3 hari untuk belajar Adobe Photoshop dan PHP + Database dirumah nya, akhirnya saya menginap disana dan dikebutlah waktu tiga hari tersebut demi keinginan bisa bekerja di sebuah perusahaan, selesai masa training, Senin nya saya langsung interview. dan alhamdulillah diterima...
Enam bulan berselang, saya di tawarkan menjadi penyiar radio Prambors oleh bos saya waktu itu, Pak Jerry dan Pak John (terima kasih Pak atas kesempatan berharganya..), membawakan program "On Klik" yang berisikan informasi dan knowledge mengenai internet, (red. pada masa itu, pengetahuan akan internet masih sangat terbatas dan tidak semua orang tahu tidak seperti saat ini) disitu saya belajar bagaimana menjadi presenter dan produser.
Cerita terus berlanjut hingga saat ini, saya bisa menyelesaikan kuliah S-2 di Universitas Pancasila, suka dan duka, hidup seperti layaknya roda yang berputar, semua meyatu dalam hidup ini, yang pasti, kita sebagai manusia harus selalu bersyukur, baik terhadap sesama dan yang terpenting, selalu berpikir positif, pantang menyerah dan selalu ingin belajar, belajar dan belajar. itu yang akan memperkaya diri kita ini menjadi "Besar".
Indonesia companies have been running fast to exploit the possibilities of the World Wide Web, as a result, any thought that Indonesia will remain several steps behind other countries, especially United States, may well be proven inaccurate.
The very idea of following in the footstep of other countries was probably inaccurate for a variety of reasons, as e-commerce in Indonesia is likely to follow a different course. For one thing, the technological and cultural infrastructures are much different. More over, Indonesia players have had the benefit from seeing what has succeeded and failed in United States. The later entry of Indonesia companies into e-commerce also gives them the advantages of applying technology that has advanced considerably over the past two years.
The results, banking institution see an alternative market in today electronic era. Banking institution increasingly realizing they do not have an optimal mix of delivery channels and aware that, if they want to be a largest payment settlement in Indonesia, they have to build a lot of delivery channel like branches, ATM, internet banking and mobile banking. From the alternative delivery channel, their customer can enjoy the transaction with more efficient, fast and secure.
Today, developing an online and mobile banking solution, allows a bank to please both types of consumers while removing all of the costs associated with the development, distribution and support of client software. A well-designed solution will automatically allow users of the predominant consumer financial software packages, to access statements, pay bills and initiate transactions. At the same time, the system permits access via the Internet for customers who don't need full financial planning but want a full range of transaction and account access features such as bill payment, fund transfers and statement review. In both cases, the burden of client software support and development has shifted to either the web browser developer or the financial planning software developer. The bank is free to focus on the critical areas in which it can add value for its customers: back-end system functionality, product design, marketing and customer support.
Customer needs to have opportunity to actively interact with online and mobile banking services. Internet banking online and mobile banking services should seek to fulfill the following benefits that we know are important to the customers:
Selection – A wide range of online and mobile banking services
Accessibility – Customer can easily access, login and doing transaction through the good design and user-friendliness of internet banking online and mobile banking services. For online banking cases, using internet as user centric medium and customers expect internet solutions to respond instantaneously with real time data much like in an ATM environment. When it comes to the delivery of corporate banking services, a Web based system, for example, should enable a customer to track and monitor their banking activity and initiate payments any time of the day. Corporate customers will naturally expect integration of these channels to supplement Web services. On the corporate side, this is especially true for alert and notification related services.
Personalize services – Some customers rather to go to the bank directly to have the “personal touch” services. internet banking online and mobile banking will equip its systems with CRM technology to personalize banking services.
Security – A high level of Internet security plays an important role to ensure the quality of service delivery to the customers also have a strategic role in increasing customer confident and retention.