kisah perjalanan hidup seorang anak manusia, yang menapaki hidup ini dari anak tangga yang paling bawah, dan sekarang masih terus berjalan, berharap bisa mencapai anak tangga yang paling atas...
Hari ini PT Gobel Dharma Nusantara, distributor resmi proyektor Panasonic, merilis dua proyektor dengan style minimalis. Kedua proyektor ini, tipe PT-LB2E dan PT-LB1E, merupakan tipe terbaru dalam lini Pure Projection yang mengedepankan tema putih bersih dengan pengendalian daya ramah lingkungan. Sekilas feature Panasonic PT-LB2E/LB1E:
Kecerahan 2600 lumens (LB2E) dan 2200 lumens (LB1E)
3 x LCD 1024×768 pixel, resolusi efektif XGA
Contrast ratio 500:1
Daya tahan lampu 3000 jam dalam mode normal dan 5000 jam dalam mode Eco
Hemat daya dalam Eco Standby Mode tetapi menyala cepat dengan Speed Start
Port RJ-45 untuk menghubungkan dengan jaringan
Logo perusahaan dapat disisipkan dalam startup menu
Direct Power-Off memungkinkan proyektor dimatikan tanpa perlu pendinginan lampu
Bentuk compact /Micro-Portable dengan bobot hanya 2,3kg
Tersedia dengan harga mulai Rp 6-jutaan
Alland Toscalino (kedua dari kiri, menggenggam produk), Sales Manager PT GDN, bersama perwakilan lain dari Panasonic
PT-LB2E dan PT-LB1E ditujukan bagi pangsa pasar paling besar saat ini, yaitu proyektor di bawah 4000 lumens. Di dalam lini produk proyektor Panasonic, kedua proyektor ini masuk di antara LB51E dan LB75E. Kedua proyektor tersebut adalah proyektor yang sangat populer. Namun, LB2E dan LB1E memiliki kecerahan yang sama dengan LB75E dengan bobot yang lebih mendekati LB51E.
Perwakilan JagatReview.com sempat mencoba proyektor baru ini dalam peluncuran yang diadakan di Cafe Pisa, Jakarta, pada hari ini, 5 Agustus 2010. Terus terang saja, kalau melihat bentuk dan bobot LB2E/LB1E, mungkin Anda tak mengira bahwa proyektor ini memiliki kecerahan yang tinggi. Kecerahan proyektor ini cukup membuat kami memicingkan mata karena terang sekali untuk proyeksi pada layar diagonal 2 meter.
Kontras proyeksi juga teramat sangat baik dengan gambar dan teks yang tegas. Memang, akurasi dan kedalaman warna masih kurang baik karena proyektor ini bukan ditujukan untuk penggunaan foto atau video, melainkan lebih ke ruang kelas atau ruang pertemuan, tetapi bukan berarti warna-warna tampil dengan pucat. Satu hal yang membuat proyektor ini lebih cocok lagi untuk penggunaan dalam ruangan adalah tingkat kebisingannya. Saat mencoba, kami duduk tepat di sebelah proyektor dan sama sekali tak mendengar ada bunyi kipas pendingin. Proyektor ini sangat senyap meskipun proyeksinya sangat terang!
Lebih lagi, proyektor ini dilengkapi dengan konektivitas LAN 10/100 dan port serial untuk menghubungkannya dengan beragam perangkat yang biasanya digunakan dalam ruangan kelas / ruang pertemuan. Untuk menekan biaya, Panasonic PT-LB2E/LB1E memang belum memiliki konektivitas wireless. Namun, mengingat kekuatannya, kesenyapannya, penghematan yang Anda dapatkan dengan teknologi ramah lingkungan yang dimilikinya, serta teknologi Jepang dan layanan purnajual resmi yang tersedia, sepertinya kedua proyektor ini akan segera menjadi produk yang populer.
Saya ingat pertama kali saya diperkenalkan dengan istilah ini oleh atasan dan juga mentor saya di sebuah perusahaan elektronik terkemuka asal Jepang, Pak Razaki. Dari beliau saya banyak sekali menimba ilmu kepemimpinan. Satu kalimat yang selalu membekas di hati saya hingga saat ini adalah "if you think you can, you can !". sesuatu yang sebenarnya tanpa disadari, sudah saya jalani dalam hidup ini.
Ingatan saya menerawang kembali kepada masa lalu, ketika saat itu, saya mencoba mencari sekedar uang jajan untuk bisa membeli baju, celana bermerek quicksilver, rusty, stussy, billabong, nike maupun untuk keperluan lainnya, yang tentu saja bukan yang orisinal yah, terbatas buatan "PaUl" alias Pasar Ular, Tanjung Priok, :) maklum saya saat itu masih duduk di bangku SMA kelas 3, keterbatasan uang yang diberikan oleh orang tua saat itu tidak membuat saya kehilangan ide, dengan cara mengamen di jalanan, di seputaran tempat tinggal saya atau dari bis ke bis dengan sahabat kecil saya - Bento - anak Madura yang sangat halus sekali melebihi orang Jawa paling halus yang saya kenal :)
Aktifitas ini berlanjut hingga di tahun pertama duduk di bangku kuliah, dimana kebutuhan saat itu sudah berubah, bukan lagi untuk membeli keperluan untuk diri sendiri melainkan untuk membayar fotokopi diktat, jurnal, untuk makan hingga untuk menghemat ongkos bis. Pagi mengamen sampai masuk kuliah, setelah itu sore membantu teman untuk berjualan topi atau kacamata hitam "cengdem" di Blok M. pada masa ini saya merasa masa yang paling suram dalam cerita asmara saya, tidak ada satupun yang mau jadi pacar saya, malu pacaran sama pengamen katanya.... *sedih... huhuhu...
Aktifitas ini ternyata diketahui oleh keluarga besar saya, mereka menawarkan daripada saya mengamen di jalan, yang penghasilannya tidak jelas, sebaiknya jaga toko foto kopi dan ATK, kebetulan akan dibuka dan belum ada operator yang akan melakukan pekerjaan foto kopi, laminating, jilid buku, kasir dan lain lain.
Berbekal semangat, tanpa pelatihan apa-apa. akhirnya toko foto kopi tersebut dibuka dan selama seminggu kedepan, walaupun toko tersebut di lengkapi oleh AC yang cukup dingin, tapi tidak mampu untuk menahan keringat saya yang bercucuran dengan derasnya karena stress, mulai dari salah jilid buku, dokumen rusak karena laminating kepanasan dan banyak lainnya, Tapi saya yakin saya pasti bisa.. alhamdulillah saya bisa menjalani pekerjaan tersebut satu tahun lamanya, hingga pada tahun ke 3 kuliah saya, mendapatkan kesempatan untuk menjadi Web Designer, referensi dari sahabat saya Beni Ismail di kampus Universitas Budi Luhur ( i owe you a lot buddy !!), cerita yang sama dengan ketika menjadi tukang foto kopi pada awalnya sepertinya berulang, pengetahuan saya "nol besar" untuk bisa mengerjakan pekerjaan tersebut. Beni menawarkan saya waktu 3 hari untuk belajar Adobe Photoshop dan PHP + Database dirumah nya, akhirnya saya menginap disana dan dikebutlah waktu tiga hari tersebut demi keinginan bisa bekerja di sebuah perusahaan, selesai masa training, Senin nya saya langsung interview. dan alhamdulillah diterima...
Enam bulan berselang, saya di tawarkan menjadi penyiar radio Prambors oleh bos saya waktu itu, Pak Jerry dan Pak John (terima kasih Pak atas kesempatan berharganya..), membawakan program "On Klik" yang berisikan informasi dan knowledge mengenai internet, (red. pada masa itu, pengetahuan akan internet masih sangat terbatas dan tidak semua orang tahu tidak seperti saat ini) disitu saya belajar bagaimana menjadi presenter dan produser.
Cerita terus berlanjut hingga saat ini, saya bisa menyelesaikan kuliah S-2 di Universitas Pancasila, suka dan duka, hidup seperti layaknya roda yang berputar, semua meyatu dalam hidup ini, yang pasti, kita sebagai manusia harus selalu bersyukur, baik terhadap sesama dan yang terpenting, selalu berpikir positif, pantang menyerah dan selalu ingin belajar, belajar dan belajar. itu yang akan memperkaya diri kita ini menjadi "Besar".
Indonesia companies have been running fast to exploit the possibilities of the World Wide Web, as a result, any thought that Indonesia will remain several steps behind other countries, especially United States, may well be proven inaccurate.
The very idea of following in the footstep of other countries was probably inaccurate for a variety of reasons, as e-commerce in Indonesia is likely to follow a different course. For one thing, the technological and cultural infrastructures are much different. More over, Indonesia players have had the benefit from seeing what has succeeded and failed in United States. The later entry of Indonesia companies into e-commerce also gives them the advantages of applying technology that has advanced considerably over the past two years.
The results, banking institution see an alternative market in today electronic era. Banking institution increasingly realizing they do not have an optimal mix of delivery channels and aware that, if they want to be a largest payment settlement in Indonesia, they have to build a lot of delivery channel like branches, ATM, internet banking and mobile banking. From the alternative delivery channel, their customer can enjoy the transaction with more efficient, fast and secure.
Today, developing an online and mobile banking solution, allows a bank to please both types of consumers while removing all of the costs associated with the development, distribution and support of client software. A well-designed solution will automatically allow users of the predominant consumer financial software packages, to access statements, pay bills and initiate transactions. At the same time, the system permits access via the Internet for customers who don't need full financial planning but want a full range of transaction and account access features such as bill payment, fund transfers and statement review. In both cases, the burden of client software support and development has shifted to either the web browser developer or the financial planning software developer. The bank is free to focus on the critical areas in which it can add value for its customers: back-end system functionality, product design, marketing and customer support.
Customer needs to have opportunity to actively interact with online and mobile banking services. Internet banking online and mobile banking services should seek to fulfill the following benefits that we know are important to the customers:
Selection – A wide range of online and mobile banking services
Accessibility – Customer can easily access, login and doing transaction through the good design and user-friendliness of internet banking online and mobile banking services. For online banking cases, using internet as user centric medium and customers expect internet solutions to respond instantaneously with real time data much like in an ATM environment. When it comes to the delivery of corporate banking services, a Web based system, for example, should enable a customer to track and monitor their banking activity and initiate payments any time of the day. Corporate customers will naturally expect integration of these channels to supplement Web services. On the corporate side, this is especially true for alert and notification related services.
Personalize services – Some customers rather to go to the bank directly to have the “personal touch” services. internet banking online and mobile banking will equip its systems with CRM technology to personalize banking services.
Security – A high level of Internet security plays an important role to ensure the quality of service delivery to the customers also have a strategic role in increasing customer confident and retention.
Membangun dan mengembangkan sebuah komunitas virtual adalah usaha yang dapat dikatakan tidak terlampau sulit tetapi tidak terlalu mudah. Paling tidak ada empat langkah utama yang harus diperhatikan agar pembentukan komunitas virtual dapat berjalan secara efektif, yaitu: Attract, Promote, Build, dan Capture.
Attract new members
Setelah situs internet tempat komunitas virtual berinteraksi selesai dibuat, langkah pertama adalah mencoba menarik anggota untuk mendaftarkan diri ke komunitas terkait. Cara yang paling ampuh biasanya adalah dengan menawarkan beragam content atau fasilitas yang menarik, misalnya: SMS gratis, download lagu-lagu MP3 gratis, konsultasi manajemen gratis, dan lain sebagainya. Berbagai fasilitas gratis ini akan mudah menarik anggota karena yang bersangkutan harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk mendapatkannya. Cara-cara marketing konvensional maupun modern (internet) juga kerap digunakan untuk mencoba menarik atensi dari calon anggota komunitas agar berniat bergabung segera.
Promote participant
Setelah sejumlah anggota bergabung dalam komunitas virtual, tibalah saatnya untuk mencoba membuat mereka semua aktif berinteraksi satu dengan yang lainnya. Tidak jarang ditemui sebuah komunitas dimana hanya segelintir anggota saja yang berani untuk berinteraksi, sementara yang lainnya lebih memilih untuk menjadi pendengar yang baik. Di sinilah biasanya pengelola situs harus mengambil peranan agar mereka yang biasa diam tertarik untuk bergabung aktif di dalam komunitas. Cara-cara yang dapat diambil misalnya adalah mengundang pakar atau public figure ke dalam komunitas untuk berdiskusi, memberikan content atau bahan pembicaraan yang sedang trend dan menarik, dan lain sebagainya.
Build Loyalty to Group
Setelah interaksi intensif terjalin antara berbagai anggota komunitas. Tibalah saatnya membuat membuat mereka loyal terhadap komunitas (bukan terhadap situs internet dimana komunitas yang bersangkutan berkumpul). Kriteria loyal yang dimaksud disini adalah bahwa para anggota secara periodik dan kontinyu selalu datang ke komunitas untuk membicarakan hal-hal atau masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari. Dalam suasana ini, setiap anggota selalu menempatkan komunitas sebagai prioritas atau bagian penting dalam hidupnya. Di samping itu, yang bersangkutan juga mendahulukan komunitas terkait dengan komunitas lainnya yang ada di dunia maya. Bentuk loyalitas yang lain adalah dengan mempromosikan komunitas virtualnya kepada orang-orang lain sehingga banyak pihak baru yang tergoda dan tertarik untuk bergabung dengan komunitas (member to member).
Capture Value
Setelah periode pertumbuhan komunitas mencapai titik optimumnya (critical mass), barulah perusahaan pengelola situs situs internet tempat komunitas berinteraksi sebagai lahan sponsor (advertising/marketing) yang dapat dijual ke berbagai perusahaan, terutama yang memiliki produk atau jasa terkait erat dengan tipe komunitas. Cara lain adalah mulai menawarkan berbagai jenis transaksi (e-commerce) berkaitan dengan hal-hal yang kerap dibicarakan oleh komunitas.
Keempat tahapan pembangunan komunitas ini pada akhirnya membentuk sebuah siklus karena jika sebuah komunitas berkembang (karena anggota-anggotanya merasa mendapatkan manfaat yang besar), maka namanya akan lebih sering didengar orang, yang pada akhiranya akan secara otomatis menarik anggota-anggota baru.
Tabel : 4 langkah utama dalam pembentukan komunitas virtual