Minggu, 03 Februari 2013

Gowess.... (1)

Tak terasa sudah 2 tahun saya menekuni hoby bersepeda ini. Awalnya sih iseng2 saja, mau berolahraga cari keringat, ehh.. ternyata bikin ketagihan, baik gowesnya maupun merakit sepedanya.. hahahha..

Hitung-hitung, mungkin sudah 8 sepeda yang pernah di rakit, 7 sepeda diantara saat ini sudah terjual dengan berbagai macam alasan, namun yang satu pasti, testimonial dari semua pembeli “ Omm.. Gan.. Mas… sepeda nya asli kerenn”  hahahaha gede kepala jadinya nih.. . hmm terkadang terpikir juga untuk buka toko sepeda custom.

Yuk, langsung saja kita intip satu persatu sepeda yang pernah dirakit itu..


Sepeda 1 - 2010
Sepeda pertama milik saya ini, beli nya sudah jadi, di sebuah toko sepeda di Depok. Kalau dilihat dari bentuknya, seperti nya sepeda merek “Federal” namun sudah di repaint hijau, saya pakai wara wiri di seputaran komplek saja dan sebenarnya lebih banyak diam tanpa makna di carport rumah..

Setelah bergaul dengan Yoppy, pemilik toko sepeda “CSB” di Depok, akhirnya saya repaint silver dengan memakai custom decals sepeda merk “Panasonic”.. hasilnya.. alhamdulillah tidak malu-maluin, walaupun biaya untuk upgrade nya 5 kali lebih besar dari ketika membeli sepeda tersebut, yahh tidak apa-apa, yang penting kereeen…

Penampakan 2010

Penampakan 2013 – sesudah di repaint ulang + pasang fork RST 191


Sepeda 2 - 2010
Setelah mempunyai sepeda custom “Panasonic” saya kepikiran untuk bermain off road, sehingga dibuatlah cek list part2 apa yang akan dipasang untuk dirakit menjadi sebuah sepeda MTB lengkap dengan bujetnya. biar tidak over bujet..(penyakit sewaktu ngerakit sepeda.. hahahha)

Frame “Thrill Agent TR 1” warna hitam dan Full Groupsetnya (Shimano Alivio 9 Speed) saya dapat di sebuah toko sepeda di Cirebon, kebetulan harga yang ditawarkan cukup miring ketimbang toko-toko di Jakarta. Saya dapatkan ketika pulang business trip dari Jawa. Alamat toko tersebut tidak sengaja saya temukan di sebuah koran ketika sarapan pagi di hotel, lihat sebuah iklan toko sepeda yang baru dibuka, kalau tidak salah namanya “Planet Sepeda”, langsung siangnya ketika selesai dealer visit, saya berkunjung ke toko ini.

Setelah beli frame dan groupset, saya mencari fork depan, awalnya saya ingin mencari SR Suntour XCR disc only (berhubung framenya juga tipe disc only) namun ternyata tidak ada, akhirnya saya pinang SR Suntour Raidon tipe coil, travel nya 100 (atau 10 cm).

Setelah semua part terkumpul, akhirnya saya rakit dan test drive pertama kali ke jalur trek JPT (Jalur Pinggir Tol) dengan route Tanjung Barat – Cimanggis – Gunung Putri – Sentul – Tanjung Barat.

Wweeehh… asli  “ngappp” bener..  namanya juga baru mulai sepedaan, dihajar +/- 40 km, napas rasanya bunyi ngak ngik ngok .. but it really fun. I love it. Trek hutan UI menjadi trek selanjutnya yang saya coba minggu depannya…

Setelah dipakai sebentar, akhirnya sepeda ini berpindah tangan karena adik juga kepingin main sepeda. Di kepala saya sudah kepikiran untuk membuat sepeda dengan groupset SLX Dynasys 10 Speed..pasti tambah ajibb…


Sepeda 3 – 2010
Setelah diskusi panjang lebar dengan Yoppy, dia menyarankan saya untuk membeli frame sepeda “United Dominate XC-EL” warna abu-abu ukuran 16, karena katanya, frame tersebut sangat kuat untuk di siksa, geometri nya enak dan yang paling penting, harga nya cukup bersahabat dengan kantong. Dan satu lagi, warna abu-abu ini juga jarang, lebih banyak warna putih dan hitam yang dipakai oleh para goweser.

Sebagian besar toko sepeda di Jakarta saya sambangi, dan selalu tidak ada stok, akhirnya dapat info kalau frame tersebut coba dicari di  toko sepeda “ATEK” bawah jembatan Kebayoran Lama. Akhirnya coba saya langkahkan kaki kesana, dan voilaa… frame tersebut memang benar ada. Tanpa berpikir dua kali, langsung saya tebus, dan pekerjaan selanjutnya adalah mencari groupset SLX Dynasis 10 speed dan fork tipe air (suspensi depan menggunakan tekanan udara) bukan coil.
Baik groupset SLX dan fork Titan air travel 100 saya dapatkan di toko sepeda “Yerikho” Kramat Jati.

Setelah semua part terkumpul, langsung saya rakit dan coba kembali di trek JPT…
Uhmmm…harga memang tidak bohong… bantingan fork lembut dan shifting nya halus benerr… dan geometri nya cocok banget.. enak buat gowes dan tidak pegal..

Sepeda ini tidak lama saya pakai, dikarenakan ada kebutuhan mendesak, sehingga harus berpindah tangan ke Bandung.



Sepeda 4 – 2011
Saya masih terobsesi dengan sepeda yang ke dua. Namun dikarenakan keterbatasan dana, saya akhirnya memutuskan untuk memakai kombinasi part baru dan yang seken, frame tetap memakai model yang sama. Alhamdulillah, saya mendapatkan Fork Rockshox Tora, Brake Shimano Hydraulic dan Crank FSA Comet HT dari teman saya, Ary Wibowo, copotan dari sepedanya. Saya coba kombinasikan dengan pengetahuan saya ketika merakit 2 sepeda yang awal, shifter dan FD saya pakai Shimano Alivio dan RD nya saya pakai Shimano Deore Shadow, hub tetap memakai Novatec namun saat ini berwarna merah anodize, boleh dibilang sepeda ke tiga ini, penyempurnaan dari sepeda yang ke 2 walaupun tidak memakai drivetrain 10 speed.

Sepeda ke tiga cukup lama saya pakai, menemani saya mulai dari hutan UI, Jalur Pinggir Tol (JPT) sampai ke NuRA dan Telaga Warna, maknyusss… (meskipun tangan dan *maaf, pantat, harus bergetar dengan hebatnya ketika melibas makadam, batu-batu kecil yang tersusun baik teratur maupun tidak di lintasan trek Nura-TW.. irii sekali lihat teman-teman yang memakai sepeda tipe full fuspensi (fulsus), seperti nya kok enak beneer… terlintas di pikiran, nanti kalau ada rejeki, harus merakit satu sepeda fulsus nih.. hehehehe



Sepeda 5 – 2011
Istri sudah mulai komplain dengan aktifitas gowes saya, sehingga akhirnya di putuskan untuk “meracuni” hobby ini dengan merakit sepeda sesuai dengan keinginannya, yaitu dominasi warna merah… :D

Karena tinggi istri tidak terlalu tinggi, maka saya coba cari frame dengan ukuran XS (14-15), sebenarnya cocok di ukuran 14, namun ukuran tersebut sangat susah dicarinya, kalaupun ada, hanya merek terkenal seperti “Giant” yang harganya selangit, akhirnya saya putuskan untuk merakit frame “United Dominate 011” ukuran 15.

Groupset yang dipasang memakai Shimano Alivio 8 speed, fork SR XCR travel 100, Crank nya juga memakai SR XCR, Hub Freehub Formula, dan Brakeset mekanik memakai Bengal.

Setelah di coba beberapa kali, istri lagi-lagi komplain, katanya size frame nya masih kebesaran walaupun seatpost sudah di turunkan maksimal, sehingga lebih banyak terduduk lesu di kamar depan, berbulan2 tidak dipakai.

Melihat hal itu, saya bilang ke istri, bagaimana kalau dijual dulu, jadi saya bisa rakit sepeda fulsus, lagian sayang juga sudah lama tidak dipakai. Akhirnya istri setuju dan sepeda berpindah tangan ke Bandung.



Sepeda 6 – 2012
Alhamdulillah, akhirnya dapat juga rakit sepeda fulsus dengan memakai frame “United Dominate 611 AM Series” dengan modal awal saya terpaksa menjual beberapa sepeda yang di miliki.

Frameset nya cukup menarik dengan model shock belakang di atas, namun shock aslinya masih memakai per spiral, KS 290 yang saya ganti dengan Rock Shox Ario RL. Setelah hunting kiri kanan via Bukalapak.com akhirnya selesai juga sepeda ini.

Groupset memakai full Deore, Fork SR Epicon air yang dirubah travel nya menjadi 140 dan Shock RS Ario RL, sedangkan Hub Freehub memakai Novatec dan Rims memakai Folker AM yang sudah saya tempelkan sticker Shimano MT 55… kereeen.

Tidak pakai tunggu lama, langsung saya coba ke NuRA.. rasanya? Memang maknyusss..

Bantingan belakang berasa lembut dan travel 140 pada fork SR Epicon di depan juga membuat posisi ketika menuruni turunan di Nura tidak terlalu menunduk, wess.. pokoknya enak tenan…sudah tidak gemeteran lagi euyy…

Namun sepeda ini juga tidak terlalu lama saya pegang, yang akhirnya harus berpindah tangan pemiliknya di Pancoran untuk di bawa ke Kalimantan.


bersambung..... 

Gowess.... (2)

Sepeda 7 – 2012
Sepeda ini terinspirasi dari komunitas sepeda motor matic yang suka memakai warna2 anodize yang terlihat sangat ngejreng. Akhirnya saya coba merakit dengan kombinasi warna putih dan gold anodize dengan spek XC Trail yang artinya memakai travel depan cukup tinggi 120-140 (12-14 cm).
Frameset saya pakai menggunakan “United Dominate 011” warna putih dengan kombinasi Rims, Handlebar, Stem, Seatpost dan Hub Freehub warna gold anodize.

Seperti sepeda yang lain, sepeda ini juga tidak lama, dan berpindah tangan ke Surabaya



Sepeda 8 – 2012
Iseng2 ketika hari Minggu, browsing di bukalapak.com, loh.. kok lihat ada yang jual frame “United Miami XC73 size 14”?? Akhirnya saya telp langsung si penjual dan menanyakan apakah benar ukuran nya 14 dan dijawab benar oleh sang penjual.

Setelah proses negosiasi selesai, saya langsung jalan untuk menjemput frame tersebut dengan istri ke Bandung, janjian dengan sang penjual di pintu keluar tol Pasteur.  Setelah bertemu dengan sang penjual, saya langsung mengukur ukuran framenya apakah benar 14 atau tidak, dan .. ternyata benar. Langsung saya bayar.

Cukup lama juga untuk merakit sepeda ini dengan browsing ke bukalapak.com. Mencari part2 yang tidak terlalu mahal karena saya tahu, pasti dipakai nya juga jarang2 hahahha

Akhirnya setelah lengkap, sepeda dirakit dan dicoba, istri bilang framenya sekarang sesuai dan enak untuk dipakai gowes.. alhamdulillah

Part yang dipakai, Groupset Accera 9 speed, Fork SR XCM travel 80, Crank SR XCM, dan Hub Freehub Rival


Saat ini saya memakai sepeda fulsus “Adrenaline AM 3.0” dan hard tail “Merida Champion edition”, beli full bike saja walaupun akhirnya ada beberapa part yang diupgrade, lagi gak mood untuk merakit sepeda hehehe..



Jumat, 11 Januari 2013

Entrepreneurship Employee



Entrepreneur muncul sebagai salah satu kosa kata yang mulai populer di dalam Bahasa Inggris, sekitar tahun 1852, di saat para pemilik modal dan para pelaku ekonomi di Eropa sedang berjuang keras menemukan berbagai usaha baru, baik sistem produksi baru, pasar baru, maupun sumber daya baru untuk mengatasi kejenuhan berbagai usaha yang telah ada.

Definisi ini kemudian berkembang sebagaimana yang dipaparkan oleh para ahli sebagai berikut:

Peter Drucker, Ability to create the new and different.
Andrew J Dubrin, Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business.
Robbin & Coulter, Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship employee adalah seorang karyawan (employee) yang memiliki mindset entrepreneur dimana karyawan tersebut dapat menciptakan peluang, kreatif dan inovatif dalam  menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin di hadapinya.

Segelintir karyawan mungkin mempunyai etos kerja seperti ini, namun sebagian besar karyawan lebih banyak senang berada pada zona nyaman (comfort zone), dimana karyawan “hanya” akan bertindak sesuai dengan fasilitas yang disediakan dan memilih melakukan sesuatu dengan resiko yang paling minimal.

Karyawan yang sudah mempunyai mindset entrepreneur akan menjadi aset yang berharga bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat dan lingkungan bisnis yang cepat berubah saat ini.

Lalu, bagaimana menemukan talenta entrepreneur dalam diri karyawan atau pada saat memilih calon karyawan? Memang tidak mudah, karena semangat entrepreneurship lahir dari dalam diri masing-masing individu, walau sebenarnya semangat kreatif atau inovatif bisa ditumbuhkan dengan dilatih, namun tetap bahwa harus ada kemauan dari dalam diri karyawan.

Apabila semangat entrepreneurship telah dapat lahir dan berkembang dalam diri karyawan, tetap harus didukung oleh lingkungan perusahaan yang kondusif. Bila karyawan harus kreatif dan inovatif, maka budaya perusahaan juga harus mendukung. Bisa dibayangkan ketika seorang karyawan ingin berkembang dengan ide-ide kreatifnya, sementara perusahaan tetap bertahan dengan aturan dan SOP yang justru membelengu, tentu tidak akan mencapai hasil yang diinginkan.

Budaya perusahaan harus sejalan dengan semangat entrepreneurship supaya tidak mengalami kegagalan saat semangat entrepreneur tersebut berkembang di lingkungan perusahaan.
Para pemimpin perusahaan harus lebih dulu dimunculkan spirit entrepreneurshipnya, setelah itu, spirit yang sama harus menyentuh semua bagian dari perusahaan tersebut.

Baik perusahaan besar atau perusahaan kecil spirit entrepreneurship bisa di muncul kapan saja, asal perusahaan tersebut membudayakan juga spirit entrepreneurship. Karyawan akan tumbuh dan berkembang seiring sejalan dengan perusahaan. Karena apabila semangat tersebut muncul hanya dari salah satu pihak saja, maka kerap kali akan muncul konflik antara karyawan dan manajemen perusahaan, dimana penilaian tersebut bisa saja seperti tidak kooperatif, lamban atau anti perusahaan.

Apabila konflik seperti ini muncul, maka tugas perusahaan untuk bisa mengaturnya, karena apabila perusahaan dapat melakukan manajemen konflik dengan baik, maka akan menghasilkan hasil yang positif bagi karyawan juga untuk perusahaan.

Perlu juga ditanamkan sikap kompetisi, bukan antar karyawan atau divisi lain, namun dengan perusahaan sejenis atau produk sejenis. Justru antar divisi harus bisa bersama-sama menghasilkan sesuatu yang baik supaya hasilnya adalah produk-produk dengan kualitas yang baik, dan tetap, berbiaya murah.

Sabtu, 15 Desember 2012

Gowes di NuRA + TW 5

Senin malam saya dikejutkan oleh bunyi di Blackberry saya, setelah di lihat, ternyata ada message dari akhi (bahasa arab=saudara) Joko, yang mengajak gowes hari sabtu pada minggu yang sama ke trek NuRA (Rindu Alam) bersama dengan beberapa temannya.

Tanpa menunggu lama, langsung saya iyakan, ini kesempatan yang bagus sembari saya mau test drive sepeda ter-gress saya – Adrenaline AM 3.0, ujar saya dalam hati dengan senangnya.

Hari yang ditunggu tiba, sabtu pukul 06.00 pagi kita ketemuan di SPBU Ciawi dan kemudian beriringan sampai ke restoran sate *maaf saya lupa namanya*, parkir disana sekalian loading sepeda ke mobil angkot yang sudah menunggu.

Angkot langsung menuju warung mang Ade, langsung kami menyantap sarapan nasi goreng terlebih dahulu. Modal bahan bakar gowes.. hehehe, total ada 4 orang yang ikut gowes, saya, akhi Joko, Pak Hamzah dan Pak Iwan.

Selesai sarapan, lansung kita naik angkot kembali menuju titik start gowes di NuRA, unloading, briefing dan berdoa bersama semoga aktifitas gowes ini aman dan dilindungi oleh Allah SWT, amin.

First Stage – NuRA 
Selesai berdoa, segera kita ke posisi start, langsung menghadang di hadapan kami turunan tajam, asyik kata saya. Sepeda melaju dengan cepatnya.. namun kesenangan itu tidak lama. Sekitar 10 menit berselang, tanjakan didepan sudah menghadang, shifting gear biar bisa nanjak.. kata pribahasa Jawa, pelan-pelan asal klakon.. hehehehe.

Perjalanan dilanjutkan hingga perkebunan teh Gunung Mas, dimana mobil pick up sudah menunggu untuk mengangkut kami menuju TW 5.

Pak Iwan, Pak Hamzah, Saya

Saya, Pak Hamzah, Akhi Joko

Akhi Joko, Saya

Second Stage – TW 5
Sesampainya di TW 5, turunan-turunan yang cukup ekstrim telah menanti kita, dari atas TW 5, kita bisa melihat goweser meliuk-liuk di turunan hingga menghilang di balik rimbunnya pepohonan. Turunan TW 5, sangat menggelorakan adrenalin saya, ngeper juga euy, samping kiri jurang, samping kanan tebing. Treknya kecil pula. Hadeeeeehhh.. but it was fun.. really fun.. :) kalau sudah begini, hilang beban stress selama berminggu-minggu dalam rutinitas pekerjaan.

Pak Iwan, Akhi Joko

Pak Hamzah, Akhi Joko, Saya

Keluar dari TW 5,  kita lanjut gowes aspal menuju restoran tempat kita parkir tadi pagi. Sesampainya disana, langsung mandi dan makan sate kambing.. ajibbbb….

Narsis dulu dengan Adrenaline AM 3.0 - ajibbb

Jumat, 30 November 2012

Pantang menyerah meski sudah tua

Ibu penjual rempeyek
Tertegun mata ku ketika melihat seorang ibu tua penjual rempeyek, duduk tepat disamping ku di sebuah gerobak bubur ayam, hari itu hari minggu, ketika saya ingin membeli semangkok bubur ayam, karena lapar, habis gowes sepeda dengan teman-teman.

“Rempeyeknya berapaan bu?” kata saya membuka pembicaraan
“Rempeyeknya satu plastik 3 ribu, neng..” jawab si ibu tua dengan suaranya yang parau (red. biasanya beberapa daerah di Jakarta, pemakaian kata "neng", suka di pergunakan oleh orang tua sebagai sapaan pengganti kata anak, mas, atau seperti kata tole di Jawa).
Saya mengira melihat posisi badan agak terbungkuk dan juga dari suaranya sekitar usia 60 tahunan.

“oo.. saya ambil satu yah bu…” ujar saya , sambil mengambil satu bungkus rempeyek dari tentengan nya di tanah. Saya melihat tidak begitu banyak rempeyek. Penasaran, saya lantas bertanya kepada ibu itu…

“Biasanya berapa bungkus ibu bawa rempeyek, bu? “ kata saya
“Cuman bawa paling banyak 10 bungkus neng, karena ibu juga tidak bisa masak banyak-banyak..” jawab si ibu

Subhanallah, hanya buat 10 bungkus, dikalikan 3 ribu berarti si ibu “hanya” mengumpulkan sehari itu 30 ribu saja. Kalau dihitung lagi, setelah potong minyak tanah, kacang, tepung dll, mungkin bersihnya hanya 10 ribu rupiah saja.

Sambil makan bubur ayam, iseng-iseng saya ajak ngobrol si Ibu, yang kemudian bercerita kalau tinggal di Jakarta ini seorang diri, suaminya tinggal di kampung, menjadi petani. Hasil jualan rempeyek nya di kumpulkan sedikit demi sedikit untuk biaya hidup si Ibu itu di Jakarta dan dikirimkan kepada suaminya. Sedangkan anak-anak si ibu itu sudah menikah semua.
Selesai makan bubur, semua rempeyek yang ada, kami beli semua dan dibagikan kepada teman-teman lain yang ikutan gowes.




Ibu penjual makanan kecil di SPBU dekat terminal bis Bantul
Perjalanan mudik ke Surabaya, lebaran kali ini benar-benar sangat melelahkan, jalanan sangat padat diisi oleh banyak sekali pengendara motor.
Jalur pulang arah selatan yang biasanya juga agak lenggang, kali ini macet amat sangat..
Hari beranjak sore, dan kami masuk daerah kota Bantul, kebetulan saat itu masuk waktu maghrib, saya putuskan untuk istirahat sebentar di SPBU terdekat, sekalian sholat, isi bensin sekalian meregangkan kaki dan badan.

Ketika saya menuju musholla yang terletak di belakang SPBU, saya melewati seorang ibu penjual jajanan makanan, sekilas saya lihat ibu ini sudah berusia sekitar 70 tahun, namun kelihatan masih sehat berjualan saja. Yang dijual juga cukup banyak sekali macam ragamnya..
Saya nanti mampir deh, ujar saya dalam hati.. tak lama kemudian setelah habis sholat, saya segera menuju tempat dagangan ibu itu. Sambil jongkok, saya lihat di bakul dagangannya ada pisang rebus, kacang, gorengan, dan penganan kecil khas jawa lainnya.
Saya langsung ambil kacang dan iseng mengajak ngobrol si ibu tersebut.

Panjang lebar, ngalor ngidul, ngobrol sambil berusaha mengerti penggalan kata berbahasa jawa, saya jadi tahu kalau si ibu ini sudah jualan jajanan makanan ini selama lebih dari 30 tahun, biasanya mengantongi omset jualan kurang lebih 50 ribu sehari. Namun, dipotong ongkos becak pulang pergi 20 ribu, sehingga bersih 30 ribu, belum di potong bahan baku nya seperti pisang, kacang, minyak goreng dan lain lain. Tidak terbayang berapa penghasilan bersihnya dari berjualan jajanan ini. Selain itu, Ibu ini juga sudah tinggal sendiri dirumah, anak-anaknya juga sudah berkeluarga dan menjadi petani.

Setelah selesai ngobrol, saya menanyakan berapa semua yang kami makan, kebetulan selain saya, istri, adik, orang tua juga jadi jajan disitu, si Ibu kami kasih lebih, namun Masya Allah, si Ibu berusaha untuk tidak menerima pemberiaan tersebut dengan cuma-cuma, Si Ibu bahkan meminta kami untuk mengambil lagi penganan yang ada, namun kami tolak dengan halus seraya merayu supaya si Ibu menerima pemberiaan kami.
Akhirnya si Ibu mau juga menerima dengan cuma-cuma, dan juga menyempatkan untuk mendoakan berbagai kebaikan untuk kami sekeluarga.. Amiin.. Subhannallah



Moral of Story
Sekarang ini banyak sekali, anak muda yang sedikit-sedikit mengeluh, pekerjaan nya susah lah, ribet lah, capek lah, males lah, uang nya kecil lah dan sejuta alasan lainnya, sebagian lagi terlihat ada yang mengemis bahkan tidak sedikit yang datang ke dukun/orang pintar, untuk dapat secara instan mendapatkan hasil yang besar. namun ibu penjual rempeyek dan ibu penjual makanan di Bantul, mengajarkan kita dengan amat sangat dalam, apabila ada keinginan dan kesabaran, semua hambatan bisa diatasi, terlebih adalah bersyukur apa yang sudah didapat...tidak ada yang tidak bisa!

Artikel Lainnya