Kamis, 25 April 2013

Esensi dalam mendesain sebuah Logo


Bagi saya, Logo merupakan salah satu bagian yang sangat esensial dalam membangun sebuah merek atau brand bagi perusahaan, perkumpulan, produk, atau hal-hal lain yang dianggap membutuhkan sesuatu hal yang singkat dan dapat dengan mudah diingat.

Dalam mendesain sebuah Logo, bukan hanya menyoal kreatifitas sang desainer dalam mendesain sebuah Logo yang kompleks dan detail, melainkan juga diperlukan business sense yang sangat cermat, terutama dalam bagaimana sebuah Logo dapat segera merefleksikan ekuitas merek atau brand equity yang diusungnya.

Logo dapat digambarkan sebagai visual ikon unik yang mengidentifikasikan, sesuatu yang bisa mengkomunikasikan dengan jelas, publikasi pihak tertentu kepada sasaran yang tertentu pula.

Pesan-pesan marketing dikemas semenarik mungkin untuk memudahkan konsumen dalam mengingat pesan tersebut. Dan pesan-pesan tersebut tidak semata-mata verbal melainkan juga harus cukup kuat untuk dapat diingat secara visual.

Di sinilah letak desain grafis bermain. Untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu yang diinginkan oleh pihak-pihak tertentu kepada sasaran yang tertentu pula dengan harapan sasaran tersebut mau memikirkan, merasakan dan melakukan perilaku tertentu yang diinginkan oleh pengirim pesan. Bisa jadi terdiri atas nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut.

Dengan melihat Logo, kita dapat segera membayangkan layanan yang akan diberikan, seperti ketika anda melihat Logo “KFC”, bisakah anda dapat segera membayangkan rasa lezat ayam goreng dengan rasa bumbu yang khas,


atau ketika anda melihat Logo si kuda jingkrak “Ferarri” bisakah anda dapat segera membayangkan sensasi balap ketika duduk mengendarainya?

Melihat pertimbangan strategi pesan dan tujuan pengiriman pesan tersebut maka tak heran banyak mungkin kita lihat dalam kehidupan sehari-hari Logo yang didesain tidak menginspirasi, bahkan cenderung abstrak bahkan hanya mengedepankan sisi art desain. Sehingga pada akhirnya, Logo tersebut “meaningless” dan “nice to have”.

Sekedar sharing, dibawah ini beberapa logo yang pernah saya buat selama ini.




Selasa, 16 April 2013

Indonesia Bangkit ! Kita Bisa !



Kepalkan tangan ke atas, teriakkan dengan lantang, kita bisa,
Biarkan gemanya bergerumuh, nun jauh tinggi mengarungi jagat angkasa,

Tunjukkan bangsa ini, bangsa hebat, terhormat, bermartabat tinggi,
Kepada para pemimpin, berhentilah bermain, rakyatmu sudah lelah tersakiti,

Bersama kita bangun kembali NKRI,
Sebagaimana pendahulu kita mengorbankan diri,

Bangun kembali harkat dan martabat yang hilang,
Mari kita songsong masa depan gemilang,

Selasa, 09 April 2013

Bangsa ini haus akan sosok Superhero - menelisik kasus penyerangan LP Cebongan



Bangsa Indonesia, saat ini sepertinya benar-benar kekurangan profil penegak hukum yang menginspirasi, Tokoh yang benar-benar bersih, tegas, wibawa dan bekerja semata-mata untuk rakyat.

Aksi para oknum penegak hukum mulai dari level paling bawah hingga atas, yang tertangkap mengkonsumsi narkoba, judi, korupsi, beristri lebih dari satu dan bahkan yang paling hangat saat ini ketika ada seorang oknum Polisi di Bali memeras seorang turis asal Belanda dan kemudian dilanjutkan dengan minum bir di dalam pos Polisi tempat oknum tersebut bertugas, yang mana kejadian ini terekam secara jelas dan kemudian beredar secara internasional melalui media Youtube.com, menambah daftar kelam kinerja aparat penegak hukum di negara ini.


Penegakan hukum yang tidak berjalan dengan baik, membuat masyarakat sangat merasakan bahwa aksi-aksi premanisme sudah pada taraf yang mengkhawatirkan, mulai dari preman kelas teri hingga kelas kakap. Pemerkosaan, penculikan, perampokan, pembunuhan, mutilasi dan lain sebagainya, saat ini semakin akrab di mata dan telinga masyarakat melalui pemberitaan di sebagian besar media nasional. Mendengar pemberitaan tersebut, masyarakat pun sudah diteror secara psikologis. Seolah preman-preman tersebut tidak takut dijatuhi hukuman oleh para penegak hukum.

Masyarakat resah, keamanan diri, keluarga dan harta benda merasa terancam, tidak ada rasa nyaman bagi mereka ketika berjalan seorang diri, di dalam transportasi umum bahkan ketika tinggal dirumah, menakutkan, namun tidak ada daya apa-apa, sehingga ketika sekelompok oknum Kopassus yang menyerbu LP Cebongan dan membunuh 4 narapidana yang diduga berkaitan dengan tewasnya anggota Kopassus Sertu Heru Santoso di sebuah tempat hiburan malam, di dalam sel LP, yang mana proses penyerbuan hingga melarikan diri cuma berlangsung 10 menit saja, dianggap masyarakat menjadi pahlawan.

Hal ini dapat dilihat juga dari dukungan berupa pesan berantai dukungan terhadap Kopassus melalui jejaring sosial Facebook, Twitter dan Blackberry Mesengger. Bagi para pendukung, penyerangan lapas dianggap sebagai aksi pembersihan premanisme.

Tidak salah apabila masyarakat menilai seperti itu, karena di mata mereka, Kopassus memiliki track record yang sangat baik, mungkin belum lupa di ingatan kita, bagaimana Serda Nicolas berhasil menggagalkan aksi perampokan dan percobaan pemerkosaan yang hendak dilakukan pengemudi mikrolet kepada seorang karyawati, atau keberhasilan team Kopassus dalam pencarian FDR pesawat SUKHOI yang jatuh di gunung salak, serta menolong korban banjir di Pluit hingga menangani ikan hiu paus yang terdampar di pantai Pandansimo Baru, Bantul.

Dengan kata lain, lemahnya motivasi para aparat penegak hukum selama ini dalam menjaga rasa aman dan nyaman pada masyarakat untuk menumpas para preman sepertinya sudah tergantikan oleh aksi sekelompok oknum Kopassus tersebut. Masyarakat melihat harapan.

Namun apapun itu, Indonesia adalah negara hukum, jadi siapapun yang bersalah harus dihukum setimpal dengan perbuatannya. Karena, kasus penyerbuan ke lapas atau penusukan terhadap aparat negara ini bisa merembet dan ditiru oleh pelaku kekerasan lain, apabila dibiarkan begitu saja tanpa penyelesaian hukum.

Sabtu, 02 Maret 2013

Mengenal Etos Kerja


Seperti apakah etos kerja itu?
Pertanyaan ini sepertinya mempunyai jawaban yang gampang untuk diucapkan namun sulit dipraktekan secara profesional.

Etos berasal dari bahasa latin – Ethikos – yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Sebuah karakter, cara hidup, kebiasaan, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan hidup mereka.

Dengan kata lain, etos adalah sebagai aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupannya sehari-hari.

Sedangkan pengertian etos dalam dunia kerja, atau kita singkat, etos kerja, adalah sebuah konsep yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang dalam memberikan “yang terbaik” dari yang di miliki, apapun situasi dan kondisinya, secara baik dan benar di tempat pekerjaan melalui perilaku kerja mereka secara unik.

Etos kerja merupakan; (1) dasar motivasi yang terdapat dalam budaya suatu masyarakat, yang menjadi penggerak batin anggota masyarakat pendukung budaya untuk melakukan suatu kerja. (2) nilai-nilai tertinggi dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang menjadi penggerak bathin masyarakat melakukan kerja. (3) pandangan hidup yang khas dari sesuatu masyarakat terhadap kerja yang dapat mendorong keinginan untuk melakukan pekerjaan.

Adanya etos kerja yang baik dan benar dalam sebuah perusahaan akan menjadi salah satu dampak keberhasilan perusahaan tersebut. Setiap karyawan akan menghasilkan cara kerja yang produktif sehingga menghasilkan nilai tambah. Produktifitas kerja berkaitan dengan hasil yang lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Jika banyak orang namun hasil yang dikeluarkan sedikit maka dapat dipastikan demikian disebut tidak produktif.

Minggu, 03 Februari 2013

Gowess.... (1)

Tak terasa sudah 2 tahun saya menekuni hoby bersepeda ini. Awalnya sih iseng2 saja, mau berolahraga cari keringat, ehh.. ternyata bikin ketagihan, baik gowesnya maupun merakit sepedanya.. hahahha..

Hitung-hitung, mungkin sudah 8 sepeda yang pernah di rakit, 7 sepeda diantara saat ini sudah terjual dengan berbagai macam alasan, namun yang satu pasti, testimonial dari semua pembeli “ Omm.. Gan.. Mas… sepeda nya asli kerenn”  hahahaha gede kepala jadinya nih.. . hmm terkadang terpikir juga untuk buka toko sepeda custom.

Yuk, langsung saja kita intip satu persatu sepeda yang pernah dirakit itu..


Sepeda 1 - 2010
Sepeda pertama milik saya ini, beli nya sudah jadi, di sebuah toko sepeda di Depok. Kalau dilihat dari bentuknya, seperti nya sepeda merek “Federal” namun sudah di repaint hijau, saya pakai wara wiri di seputaran komplek saja dan sebenarnya lebih banyak diam tanpa makna di carport rumah..

Setelah bergaul dengan Yoppy, pemilik toko sepeda “CSB” di Depok, akhirnya saya repaint silver dengan memakai custom decals sepeda merk “Panasonic”.. hasilnya.. alhamdulillah tidak malu-maluin, walaupun biaya untuk upgrade nya 5 kali lebih besar dari ketika membeli sepeda tersebut, yahh tidak apa-apa, yang penting kereeen…

Penampakan 2010

Penampakan 2013 – sesudah di repaint ulang + pasang fork RST 191


Sepeda 2 - 2010
Setelah mempunyai sepeda custom “Panasonic” saya kepikiran untuk bermain off road, sehingga dibuatlah cek list part2 apa yang akan dipasang untuk dirakit menjadi sebuah sepeda MTB lengkap dengan bujetnya. biar tidak over bujet..(penyakit sewaktu ngerakit sepeda.. hahahha)

Frame “Thrill Agent TR 1” warna hitam dan Full Groupsetnya (Shimano Alivio 9 Speed) saya dapat di sebuah toko sepeda di Cirebon, kebetulan harga yang ditawarkan cukup miring ketimbang toko-toko di Jakarta. Saya dapatkan ketika pulang business trip dari Jawa. Alamat toko tersebut tidak sengaja saya temukan di sebuah koran ketika sarapan pagi di hotel, lihat sebuah iklan toko sepeda yang baru dibuka, kalau tidak salah namanya “Planet Sepeda”, langsung siangnya ketika selesai dealer visit, saya berkunjung ke toko ini.

Setelah beli frame dan groupset, saya mencari fork depan, awalnya saya ingin mencari SR Suntour XCR disc only (berhubung framenya juga tipe disc only) namun ternyata tidak ada, akhirnya saya pinang SR Suntour Raidon tipe coil, travel nya 100 (atau 10 cm).

Setelah semua part terkumpul, akhirnya saya rakit dan test drive pertama kali ke jalur trek JPT (Jalur Pinggir Tol) dengan route Tanjung Barat – Cimanggis – Gunung Putri – Sentul – Tanjung Barat.

Wweeehh… asli  “ngappp” bener..  namanya juga baru mulai sepedaan, dihajar +/- 40 km, napas rasanya bunyi ngak ngik ngok .. but it really fun. I love it. Trek hutan UI menjadi trek selanjutnya yang saya coba minggu depannya…

Setelah dipakai sebentar, akhirnya sepeda ini berpindah tangan karena adik juga kepingin main sepeda. Di kepala saya sudah kepikiran untuk membuat sepeda dengan groupset SLX Dynasys 10 Speed..pasti tambah ajibb…


Sepeda 3 – 2010
Setelah diskusi panjang lebar dengan Yoppy, dia menyarankan saya untuk membeli frame sepeda “United Dominate XC-EL” warna abu-abu ukuran 16, karena katanya, frame tersebut sangat kuat untuk di siksa, geometri nya enak dan yang paling penting, harga nya cukup bersahabat dengan kantong. Dan satu lagi, warna abu-abu ini juga jarang, lebih banyak warna putih dan hitam yang dipakai oleh para goweser.

Sebagian besar toko sepeda di Jakarta saya sambangi, dan selalu tidak ada stok, akhirnya dapat info kalau frame tersebut coba dicari di  toko sepeda “ATEK” bawah jembatan Kebayoran Lama. Akhirnya coba saya langkahkan kaki kesana, dan voilaa… frame tersebut memang benar ada. Tanpa berpikir dua kali, langsung saya tebus, dan pekerjaan selanjutnya adalah mencari groupset SLX Dynasis 10 speed dan fork tipe air (suspensi depan menggunakan tekanan udara) bukan coil.
Baik groupset SLX dan fork Titan air travel 100 saya dapatkan di toko sepeda “Yerikho” Kramat Jati.

Setelah semua part terkumpul, langsung saya rakit dan coba kembali di trek JPT…
Uhmmm…harga memang tidak bohong… bantingan fork lembut dan shifting nya halus benerr… dan geometri nya cocok banget.. enak buat gowes dan tidak pegal..

Sepeda ini tidak lama saya pakai, dikarenakan ada kebutuhan mendesak, sehingga harus berpindah tangan ke Bandung.



Sepeda 4 – 2011
Saya masih terobsesi dengan sepeda yang ke dua. Namun dikarenakan keterbatasan dana, saya akhirnya memutuskan untuk memakai kombinasi part baru dan yang seken, frame tetap memakai model yang sama. Alhamdulillah, saya mendapatkan Fork Rockshox Tora, Brake Shimano Hydraulic dan Crank FSA Comet HT dari teman saya, Ary Wibowo, copotan dari sepedanya. Saya coba kombinasikan dengan pengetahuan saya ketika merakit 2 sepeda yang awal, shifter dan FD saya pakai Shimano Alivio dan RD nya saya pakai Shimano Deore Shadow, hub tetap memakai Novatec namun saat ini berwarna merah anodize, boleh dibilang sepeda ke tiga ini, penyempurnaan dari sepeda yang ke 2 walaupun tidak memakai drivetrain 10 speed.

Sepeda ke tiga cukup lama saya pakai, menemani saya mulai dari hutan UI, Jalur Pinggir Tol (JPT) sampai ke NuRA dan Telaga Warna, maknyusss… (meskipun tangan dan *maaf, pantat, harus bergetar dengan hebatnya ketika melibas makadam, batu-batu kecil yang tersusun baik teratur maupun tidak di lintasan trek Nura-TW.. irii sekali lihat teman-teman yang memakai sepeda tipe full fuspensi (fulsus), seperti nya kok enak beneer… terlintas di pikiran, nanti kalau ada rejeki, harus merakit satu sepeda fulsus nih.. hehehehe



Sepeda 5 – 2011
Istri sudah mulai komplain dengan aktifitas gowes saya, sehingga akhirnya di putuskan untuk “meracuni” hobby ini dengan merakit sepeda sesuai dengan keinginannya, yaitu dominasi warna merah… :D

Karena tinggi istri tidak terlalu tinggi, maka saya coba cari frame dengan ukuran XS (14-15), sebenarnya cocok di ukuran 14, namun ukuran tersebut sangat susah dicarinya, kalaupun ada, hanya merek terkenal seperti “Giant” yang harganya selangit, akhirnya saya putuskan untuk merakit frame “United Dominate 011” ukuran 15.

Groupset yang dipasang memakai Shimano Alivio 8 speed, fork SR XCR travel 100, Crank nya juga memakai SR XCR, Hub Freehub Formula, dan Brakeset mekanik memakai Bengal.

Setelah di coba beberapa kali, istri lagi-lagi komplain, katanya size frame nya masih kebesaran walaupun seatpost sudah di turunkan maksimal, sehingga lebih banyak terduduk lesu di kamar depan, berbulan2 tidak dipakai.

Melihat hal itu, saya bilang ke istri, bagaimana kalau dijual dulu, jadi saya bisa rakit sepeda fulsus, lagian sayang juga sudah lama tidak dipakai. Akhirnya istri setuju dan sepeda berpindah tangan ke Bandung.



Sepeda 6 – 2012
Alhamdulillah, akhirnya dapat juga rakit sepeda fulsus dengan memakai frame “United Dominate 611 AM Series” dengan modal awal saya terpaksa menjual beberapa sepeda yang di miliki.

Frameset nya cukup menarik dengan model shock belakang di atas, namun shock aslinya masih memakai per spiral, KS 290 yang saya ganti dengan Rock Shox Ario RL. Setelah hunting kiri kanan via Bukalapak.com akhirnya selesai juga sepeda ini.

Groupset memakai full Deore, Fork SR Epicon air yang dirubah travel nya menjadi 140 dan Shock RS Ario RL, sedangkan Hub Freehub memakai Novatec dan Rims memakai Folker AM yang sudah saya tempelkan sticker Shimano MT 55… kereeen.

Tidak pakai tunggu lama, langsung saya coba ke NuRA.. rasanya? Memang maknyusss..

Bantingan belakang berasa lembut dan travel 140 pada fork SR Epicon di depan juga membuat posisi ketika menuruni turunan di Nura tidak terlalu menunduk, wess.. pokoknya enak tenan…sudah tidak gemeteran lagi euyy…

Namun sepeda ini juga tidak terlalu lama saya pegang, yang akhirnya harus berpindah tangan pemiliknya di Pancoran untuk di bawa ke Kalimantan.


bersambung..... 

Gowess.... (2)

Sepeda 7 – 2012
Sepeda ini terinspirasi dari komunitas sepeda motor matic yang suka memakai warna2 anodize yang terlihat sangat ngejreng. Akhirnya saya coba merakit dengan kombinasi warna putih dan gold anodize dengan spek XC Trail yang artinya memakai travel depan cukup tinggi 120-140 (12-14 cm).
Frameset saya pakai menggunakan “United Dominate 011” warna putih dengan kombinasi Rims, Handlebar, Stem, Seatpost dan Hub Freehub warna gold anodize.

Seperti sepeda yang lain, sepeda ini juga tidak lama, dan berpindah tangan ke Surabaya



Sepeda 8 – 2012
Iseng2 ketika hari Minggu, browsing di bukalapak.com, loh.. kok lihat ada yang jual frame “United Miami XC73 size 14”?? Akhirnya saya telp langsung si penjual dan menanyakan apakah benar ukuran nya 14 dan dijawab benar oleh sang penjual.

Setelah proses negosiasi selesai, saya langsung jalan untuk menjemput frame tersebut dengan istri ke Bandung, janjian dengan sang penjual di pintu keluar tol Pasteur.  Setelah bertemu dengan sang penjual, saya langsung mengukur ukuran framenya apakah benar 14 atau tidak, dan .. ternyata benar. Langsung saya bayar.

Cukup lama juga untuk merakit sepeda ini dengan browsing ke bukalapak.com. Mencari part2 yang tidak terlalu mahal karena saya tahu, pasti dipakai nya juga jarang2 hahahha

Akhirnya setelah lengkap, sepeda dirakit dan dicoba, istri bilang framenya sekarang sesuai dan enak untuk dipakai gowes.. alhamdulillah

Part yang dipakai, Groupset Accera 9 speed, Fork SR XCM travel 80, Crank SR XCM, dan Hub Freehub Rival


Saat ini saya memakai sepeda fulsus “Adrenaline AM 3.0” dan hard tail “Merida Champion edition”, beli full bike saja walaupun akhirnya ada beberapa part yang diupgrade, lagi gak mood untuk merakit sepeda hehehe..



Jumat, 11 Januari 2013

Entrepreneurship Employee



Entrepreneur muncul sebagai salah satu kosa kata yang mulai populer di dalam Bahasa Inggris, sekitar tahun 1852, di saat para pemilik modal dan para pelaku ekonomi di Eropa sedang berjuang keras menemukan berbagai usaha baru, baik sistem produksi baru, pasar baru, maupun sumber daya baru untuk mengatasi kejenuhan berbagai usaha yang telah ada.

Definisi ini kemudian berkembang sebagaimana yang dipaparkan oleh para ahli sebagai berikut:

Peter Drucker, Ability to create the new and different.
Andrew J Dubrin, Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business.
Robbin & Coulter, Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship employee adalah seorang karyawan (employee) yang memiliki mindset entrepreneur dimana karyawan tersebut dapat menciptakan peluang, kreatif dan inovatif dalam  menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin di hadapinya.

Segelintir karyawan mungkin mempunyai etos kerja seperti ini, namun sebagian besar karyawan lebih banyak senang berada pada zona nyaman (comfort zone), dimana karyawan “hanya” akan bertindak sesuai dengan fasilitas yang disediakan dan memilih melakukan sesuatu dengan resiko yang paling minimal.

Karyawan yang sudah mempunyai mindset entrepreneur akan menjadi aset yang berharga bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat dan lingkungan bisnis yang cepat berubah saat ini.

Lalu, bagaimana menemukan talenta entrepreneur dalam diri karyawan atau pada saat memilih calon karyawan? Memang tidak mudah, karena semangat entrepreneurship lahir dari dalam diri masing-masing individu, walau sebenarnya semangat kreatif atau inovatif bisa ditumbuhkan dengan dilatih, namun tetap bahwa harus ada kemauan dari dalam diri karyawan.

Apabila semangat entrepreneurship telah dapat lahir dan berkembang dalam diri karyawan, tetap harus didukung oleh lingkungan perusahaan yang kondusif. Bila karyawan harus kreatif dan inovatif, maka budaya perusahaan juga harus mendukung. Bisa dibayangkan ketika seorang karyawan ingin berkembang dengan ide-ide kreatifnya, sementara perusahaan tetap bertahan dengan aturan dan SOP yang justru membelengu, tentu tidak akan mencapai hasil yang diinginkan.

Budaya perusahaan harus sejalan dengan semangat entrepreneurship supaya tidak mengalami kegagalan saat semangat entrepreneur tersebut berkembang di lingkungan perusahaan.
Para pemimpin perusahaan harus lebih dulu dimunculkan spirit entrepreneurshipnya, setelah itu, spirit yang sama harus menyentuh semua bagian dari perusahaan tersebut.

Baik perusahaan besar atau perusahaan kecil spirit entrepreneurship bisa di muncul kapan saja, asal perusahaan tersebut membudayakan juga spirit entrepreneurship. Karyawan akan tumbuh dan berkembang seiring sejalan dengan perusahaan. Karena apabila semangat tersebut muncul hanya dari salah satu pihak saja, maka kerap kali akan muncul konflik antara karyawan dan manajemen perusahaan, dimana penilaian tersebut bisa saja seperti tidak kooperatif, lamban atau anti perusahaan.

Apabila konflik seperti ini muncul, maka tugas perusahaan untuk bisa mengaturnya, karena apabila perusahaan dapat melakukan manajemen konflik dengan baik, maka akan menghasilkan hasil yang positif bagi karyawan juga untuk perusahaan.

Perlu juga ditanamkan sikap kompetisi, bukan antar karyawan atau divisi lain, namun dengan perusahaan sejenis atau produk sejenis. Justru antar divisi harus bisa bersama-sama menghasilkan sesuatu yang baik supaya hasilnya adalah produk-produk dengan kualitas yang baik, dan tetap, berbiaya murah.